Nama : Hesti Widuri
Kelas : 3EA01
NPM : 10207539
SEGMENTASI PASAR BERDASARKAN
DASAR DEMOGRAFIS
Segementasi adalah pengelompokkan pasar ke dalam kelompok yang homogen (sama). Selain itu, segemntasi pasar dapat diartikan membagi pasar menjadi kelompok pembeli yang mempunyai kebutuhan yang berbeda.
Dasar-dasar segmentasi antara lain sebagai berikut :
• Demografis
Faktor : umur, jenis kelamin, pendapatan, tingkat pendidikan, pekerjaan, status perkawinan.
• Geografis
Faktor : wilayah, lokasi, iklim, kepadatan penduduk.
• Psikologis
Faktor : memahami motivasi, kepribadian, pesepsi, sikap
• Sosial Budaya
Faktor : budaya, sub budaya, agama, ras, sosial, siklus hidup keluarga.
• Terkait Dengan Pemakaian
Cth : susu
• Situasi Pemakaian
• Manfaat
Telah disebutkan di atas dasar-dasar segmentasi. Di sini saya akan membahas mengenai segmentasi di lihat dari dasar demografis. Segmentasi demografis contohnya, umur, jenis kelamin, pendapatan, tingkat pendidikan, pekerjaan, status perkawinan.
Umur, yang berkaitan dengan segmentasi umur yaitu bisa mengenai pakaian. Pakaian di kelompokkan berdasarkan umur penggunannya. Di Departement Store kita dapat melihat pengelompokkan pakaian yang teratur berdasarkan umur. Pakaian bayi khusus untuk bayi, pakaian balita khusus untuk balita, pakaian remaja khusus untuk remaja, dan pakaian dewasa khusus untuk dewasa.
Jenis kelamin, begitu juga dengan segmentasi demografis berdasarkan jenis kelamin dapat kita ambil contoh sama seperti contoh di atas yaitu mengenai pakaian. Di mana terjadi pengelompokkan pakaian berdasarkan jenis kelamin. Pakaian pria khusus untuk pria dan pakaian wanita khusus untuk wanita. Pada dasarnya segmentasi demografis umur dan jenis kelamin dapat kita gabungkan. Seperti contoh, pakaian khusus untuk pria dewasa berarti khusus untuk pria dewasa bukan untuk pria remaja dan pakaian wanita dewasa berarti khusus untuk wanita dewasa bukan untuk wanita remaja terlebih lagi untuk anak-anak.
Pendapatan, seseorang dengan pendapatan lebih atau serba tercukupi ia dapat membeli sesuatu barang yang mungkin orang lain rasa terlalu mahal ataupun ia bisa membeli apapun yang ia inginkan walaupun sebenarnya barang yang ia beli itu kurang dibutuhkan atau bahkan tidak bermanfaat. Biasanya seseorang ini lebih memikirkan mengenai kepuasan pribadi (prestise). Jadi, ia akan membeli apapun yang ia inginkan dan dengan harga berapa pun. Lain halnya dengan seseorang yang berpendapatan lebih rendah. Mungkin ia hanya akan membeli barang yang ia rasa sangat ia butuhkan. Seseorang ini akan benar- benar teliti dahulu sebelum membeli juga mengenai faktor harga dan kualitas. Dengan kata lain ia berusaha mendapatkan barang yang ia butuhkan dengan harga yang relatif murah, tetapi dengan kualitas yang tidak kalah dengan barang yang harganya mahal (barang mewah).
Tingkat pendidikan, contohnya buku pelajaran. seorang pedagang buku yang berada di dekat sebuah sekolah dasar (SD), maka ia akan melihat segmentasi pasar terlebih dahulu sebelum ia berjualan. Setelah ia melihat bahwa segmentasi pasar tersebut adalah sekolah dasar (SD), jauh kemungkinan ia berjualan buku pelajaran sekolah menengah pertama (SMP) atau buku pelajaran sekolah menengah atas (SMA). Walaupun sebenarnya bisa saja ia berjualan berbagai macam buku-buku pelajaran mulai dari buku pelajaran SD, SMP, SMA, bahkan buku-buku kuliah untuk para mahasiswa seperti contohnya di pasar buku kwitang (pasar senen). Dengan ia berjualan bermacam-macam buku pelajaran atau bahkan sampai semua jenis buku bacaan, maka ia bisa lebih mendapatkan keuntungan yang besar.
Pekerjaan, misalnya saja sepatu. Sepatu bermacam-macam antara lain sepatu untuk sekolah, sepatu untuk bermain, sepatu untuk olahraga, sepatu untuk bekerja, dan lain sebagainya. Kegunaan sepatu sendiri adalah sebagai pelindung kaki (alas kaki) yaitu melindungi kaki.
Status pernikahan, saat seseorang telah berumah tangga atau baru akan mulai menjalin rumah tangga maka di rasa perlu ikut program asuransi jiwa dan perhiasan. Asuransi jiwa bermanfaat sebagai jaminan misalnya, apabila kita mengalami kecelakaan. Perhiasan ini bermanfaat saat kita butuh dana di mana posisi kita saat itu sedang tidak punya banyak uang untuk memenuhi kebutuhan tersebut, maka barang yang mudah dicairkan adalah perhiasan.
Penjelasan di atas merupakan penjelasan tentang faktor-faktor segmentasi demografis yang beberapa contoh-contoh tersebut terdapat di kehidupan kita sehari-hari.
Rabu, 28 Oktober 2009
Nama : Hesti Widuri
NPM : 10207539
Kelas : 3EA01
Cintai Produk Dalam Negeri
Etnosentris yaitu tingkat kesetiaan konsumen terhadap produk dalam negeri haruslah ditingkatkan, mengingat masih kurang kesetiaan masyarakat terhadap produk buatan negeri sendiri. Faktor individual dan faktor lingkungan dapat menjadi penyebab masyarakat lebih mencintai produk luar negeri daripada produk dalam negeri. Di lihat dari faktor individual adalah dari kepribadian konsumen tersebut. Tak sedikit terdapat konsumen yang bergaya hidup dengan bermewah-mewahan yaitu contohnya dengan membeli produk luar negeri. Selain itu juga konsumen tersebut merasa puas jika telah membeli produk impor
Sedangkan, bila di lihat dari faktor lingkungan adalah bisa dari keluarga, teman, dan kelas sosial. Dari lingkungan keluarga contohnya, kebiasaan keluarga konsumen tersebut membeli produk luar negeri dan menganggap bahwa produk dalam negeri berkualitas rendah. Dari lingkungan teman, biasanya melalui ajakan seorang teman dengan memberikan informasi yang menarik tentang produk impor sehingga konsumen tersebut merasa tertarik. Dari lingkungan kelas sosial, biasanya berkaitan dengan gaya hidup atu bisa juga berkaitan dengan keuangan konsumen tersebut.
Hal ini tentu saja perlu diketahui bahwa, dengan kita menggunakan produk luar negeri berarti kita menambah impor dan mengurangi ekspor juga berkaitan dengan mengurangi devisa negara akan barang ekspor. Bila kita sadari sebenarnya produk dalam negeri tidak kalah kualitasnya dengan produk luar negeri, hanya saja di negara kita ini masih kurangnya sumber daya manusia (SDM) yang baik. Selain itu, di negara kita belum bisa memberikan hak paten terhadap barang buatan dalam negeri. Seringnya terjadi klaim terhadap produk buatan dalam negeri yaitu dengan pemberian label (merk) luar negeri sehingga terkesan bahwa produk tersebut impor padahal produk tersebut adalah produk asli buatan dalam negeri yang di ekspor ke luar negeri kemudian diberi label (merk) negeri tersebut.
Upaya yang bisa kita lakukan adalah sebagai berikut :
• Mulailah dari diri sendiri yaitu kita sebagai konsumen.
• Tingkatkan rasa cinta terhadap produk buatan dalam negeri.
• Bagi pemerintah diharapkan dapat mengurangi impor. Sedangkan, ekspor harus terus ditingkatkan.
• Perbaiki kualitas sumber daya manusia (SDM) agar bisa menghasilkan produk dalam negeri yang lebih berkualitas lagi.
• Jangan mudah terpengaruh dengan iklan yang menjanjikan pemberian diskon besar-besaran terhadap produk luar negeri.
Mulai sekarang mari kita cintai produkbuatan dalam negeri dan kita harus bangga menggunakan produk bauatan dalam negeri yang jelas-jelas kualitasnya tidak kalah dengan produk buatan luar negeri (impor).
NPM : 10207539
Kelas : 3EA01
Cintai Produk Dalam Negeri
Etnosentris yaitu tingkat kesetiaan konsumen terhadap produk dalam negeri haruslah ditingkatkan, mengingat masih kurang kesetiaan masyarakat terhadap produk buatan negeri sendiri. Faktor individual dan faktor lingkungan dapat menjadi penyebab masyarakat lebih mencintai produk luar negeri daripada produk dalam negeri. Di lihat dari faktor individual adalah dari kepribadian konsumen tersebut. Tak sedikit terdapat konsumen yang bergaya hidup dengan bermewah-mewahan yaitu contohnya dengan membeli produk luar negeri. Selain itu juga konsumen tersebut merasa puas jika telah membeli produk impor
Sedangkan, bila di lihat dari faktor lingkungan adalah bisa dari keluarga, teman, dan kelas sosial. Dari lingkungan keluarga contohnya, kebiasaan keluarga konsumen tersebut membeli produk luar negeri dan menganggap bahwa produk dalam negeri berkualitas rendah. Dari lingkungan teman, biasanya melalui ajakan seorang teman dengan memberikan informasi yang menarik tentang produk impor sehingga konsumen tersebut merasa tertarik. Dari lingkungan kelas sosial, biasanya berkaitan dengan gaya hidup atu bisa juga berkaitan dengan keuangan konsumen tersebut.
Hal ini tentu saja perlu diketahui bahwa, dengan kita menggunakan produk luar negeri berarti kita menambah impor dan mengurangi ekspor juga berkaitan dengan mengurangi devisa negara akan barang ekspor. Bila kita sadari sebenarnya produk dalam negeri tidak kalah kualitasnya dengan produk luar negeri, hanya saja di negara kita ini masih kurangnya sumber daya manusia (SDM) yang baik. Selain itu, di negara kita belum bisa memberikan hak paten terhadap barang buatan dalam negeri. Seringnya terjadi klaim terhadap produk buatan dalam negeri yaitu dengan pemberian label (merk) luar negeri sehingga terkesan bahwa produk tersebut impor padahal produk tersebut adalah produk asli buatan dalam negeri yang di ekspor ke luar negeri kemudian diberi label (merk) negeri tersebut.
Upaya yang bisa kita lakukan adalah sebagai berikut :
• Mulailah dari diri sendiri yaitu kita sebagai konsumen.
• Tingkatkan rasa cinta terhadap produk buatan dalam negeri.
• Bagi pemerintah diharapkan dapat mengurangi impor. Sedangkan, ekspor harus terus ditingkatkan.
• Perbaiki kualitas sumber daya manusia (SDM) agar bisa menghasilkan produk dalam negeri yang lebih berkualitas lagi.
• Jangan mudah terpengaruh dengan iklan yang menjanjikan pemberian diskon besar-besaran terhadap produk luar negeri.
Mulai sekarang mari kita cintai produkbuatan dalam negeri dan kita harus bangga menggunakan produk bauatan dalam negeri yang jelas-jelas kualitasnya tidak kalah dengan produk buatan luar negeri (impor).
Analisis Tingkat Kepuasan Pelanggan Terhadap
Pelayanan Mini Market Di Kelapa Dua – Depok
Masalah dan Tujuan
Masalah : Bagaimanakah kepuasan pelanggan dalam pelayanan yang diberikan
oleh mini market di Kelapa Dua ?
Tujuan : Untuk mengetahui seberapa besar tingkat kepuasan pelanggan terhadap
pelayanan yang diberikan oleh mini market di Kelapa Dua.
Metodologi : Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer yang
didapat melalui pengisian kuesioner yang dibagikan kepada
pelanggan / pengunjung mini market tersebut. Model penelitian
menggunakan analisis dskriptif dengan metode Uji Likert. Adapun
variabel-variabel yang digunakan yaitu dimensi harga, dimensi
tangible, dimensi responsiveness (daya tanggap), dimensi assurance
(jaminan), dan dimensi empathy (empati).
Pengaruh Kenaikan Harga Elpiji Terhadap
Pendapatan Warung Makan “Salsabilla”
Di Kelapa Dua – Depok
Masalah dan Tujuan
Masalah :
• Apakah kenaikan harga elpiji berpengaruh terhadap pendapatan warung makan “Salsabilla” ?
• Apakah pengaruh kenaikan harga elpiji berpengaruh terhadap kepuasan konsumen pada warung makan “Salsabilla” ?
Tujuan :
• Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari kenaikan harga elpiji terhadap pendapatan warung makan “Salsabilla”.
• Untuk mengetahui kenaikan harga elpiji berpengaruh atau tidak terhadap kepuasan konsumen pada warung makan “Salsabilla”.
Metodologi : Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa data
sekunder. Model penelitian menggunakan Regresi Linier Sederhana
(Y = a + bX) dengan variabel bebas (independent) adalah harga dan
variabel tidak bebas (dependen) adalah pendapatan warung makan
“Salsabilla” dan kepuasan konsumen.
Pelayanan Mini Market Di Kelapa Dua – Depok
Masalah dan Tujuan
Masalah : Bagaimanakah kepuasan pelanggan dalam pelayanan yang diberikan
oleh mini market di Kelapa Dua ?
Tujuan : Untuk mengetahui seberapa besar tingkat kepuasan pelanggan terhadap
pelayanan yang diberikan oleh mini market di Kelapa Dua.
Metodologi : Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer yang
didapat melalui pengisian kuesioner yang dibagikan kepada
pelanggan / pengunjung mini market tersebut. Model penelitian
menggunakan analisis dskriptif dengan metode Uji Likert. Adapun
variabel-variabel yang digunakan yaitu dimensi harga, dimensi
tangible, dimensi responsiveness (daya tanggap), dimensi assurance
(jaminan), dan dimensi empathy (empati).
Pengaruh Kenaikan Harga Elpiji Terhadap
Pendapatan Warung Makan “Salsabilla”
Di Kelapa Dua – Depok
Masalah dan Tujuan
Masalah :
• Apakah kenaikan harga elpiji berpengaruh terhadap pendapatan warung makan “Salsabilla” ?
• Apakah pengaruh kenaikan harga elpiji berpengaruh terhadap kepuasan konsumen pada warung makan “Salsabilla” ?
Tujuan :
• Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari kenaikan harga elpiji terhadap pendapatan warung makan “Salsabilla”.
• Untuk mengetahui kenaikan harga elpiji berpengaruh atau tidak terhadap kepuasan konsumen pada warung makan “Salsabilla”.
Metodologi : Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa data
sekunder. Model penelitian menggunakan Regresi Linier Sederhana
(Y = a + bX) dengan variabel bebas (independent) adalah harga dan
variabel tidak bebas (dependen) adalah pendapatan warung makan
“Salsabilla” dan kepuasan konsumen.
Nama : Hesti Widuri
NPM : 10207539
Kelas : 3EA01
Pengukuran Tingkat Kepuasan Tertanggung
PT. Asuransi Jasa Indonesia
Hotniar Siringoringo ¹ dan Donna Ekawati ²
¹ Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma
² Fakultas Teknik Industri Universitas Gunadarma
Judul / Tema
Pengukuran Tingkat Kepuasan Tertanggung PT. Asuransi Jasa Indonesia
Masalah dan Latar Belakang
Masalah
• Apakah pelayanan yang diberikan oleh perusahaan tersebut sudah cukup memuaskan ?
• Apakah pembayaran premi menunjukkan sikap positif ?
• Apakah waktu penggantian biaya klaim sudah sesuai dengan janji yang ditawarkan dan apakah biaya penggantian klaim yang dikeluarkan sesuai dengan yang diajukan oleh tertanggung ?
• Apakah responden menyatakan setuju atas birokrasi pelayanan dan pengklaiman yang berlaku ?
Latar Belakang
Asuransi Jasa Indonesia sudah berdiri sejak lama. Salah satu hal yang harus di evaluasi secara berkala adalah kepuasan konsumen terhadap produk yang ditawarkan perusahaan. Banyak faktor yang harus dievaluasi berhubungan dengan kepuasan konsumen. Beberapa diantaranya berhubungan dengan premi yang harus dibayar nasabah, birokrasi pelayanan khususnya saat nasabah melakukan klaim, klaim baik jumlah maupun waktunya, resiko sendiri yang harus ditanggung oleh nasabah, dan lain-lain.
Tujuan
Penelitian ini dilakukan untuk mengukur tingkat kepuasan nasabah
Hasil
Pelayanan yang diberikan perusahaan sudah cukup memuaskan, namun demikian perbaikan tetap harus dilakukan khususnya terhadap indicator waktu yang mendapatkan respon negatif.
Pernyataan yang diajukan ke responden berhubungan dengan pembayaran premi menunjukkan sikap positif. Tertanggung merasa diberikan kemudahan dalam melakukan pembayaran dengan cara angsuran. Besarnya biaya premi sebanding dengan resiko dipertanggung jawabkan oleh pihak asuransi.
Waktu penggantian biaya klaim sudah sesuai dengan janji yang ditawarkan. Biaya penggantian klaim yang dikeluarkan tidak sesuai dengan klaim yang diajukan oleh tertanggung. Selain itu, penggantian premi tidak sepenuhnya diberikan seperti yang diajukan tertanggung.
Responden menyatakan setuju birokrasi pelayanan dan pengklaiman yang berlaku, premi tidak sebanding dengan resiko yang ditutup, cara pembayaran premi yang dipermudah.
Metodologi
Data yang digunakan merupakan data primer yang dikumpulkan dengan menggunakan daftar pertanyaa, daftar pertanyaan disebarkan kepada karyawan dan karyawati PT. Krakatau Steel sebagai tertanggung dari PT. Asuransi Jasa Indonesia (JASINDO). Pertanyaan dibuat dalam bentuk pertanyaan tertutup dengan jumlah pernyataan sebanyak 40 butir. Pernyataan tersebut meliputi pelayanan premi, klaim, dan resiko sendiri (deductible) dengan 5 macam pilihan jawaban yang terdiri dari sangat setuju, setuju, tidak ada pendapat, tidak setuju, dan sangat tidak setuju.
Pengolahan data diawali dengan cara penyuntingan (editing) dan pengkodean (coding). Penyusunan dan perhitungan data yang diperoleh dari hasil pengkodean, disajikan dalam bentuk tabel, diagram, grafk. Tabulasi dilakukan menggunakan cara manual dan bantuan peralatan komputerisasi.
Kelima pilihan jawaban yang disediakan dikodekan menggunakan angka 1 sampai 5. pilihan jawaban pernyataan positif dimulai dari 1 untuk sangat tidak setuju sampai 5 untuk pilihan sangat setuju. Pengkodean pernyataan negatif sebaliknya, yaitu bobot 5 untuk sangat tidak setuju sampai 1 untuk pilihan sangat setuju. Pengkodean pilihan jawaban dapat dilihat pada tabel berikut.
Tolak Ukur Kode Pernyataan Negatif Kode Pernyataan Positif
Sangat Tidak Setuju 5 1
Tidak Setuju 4 2
Tidak Ada Pendapat 3 3
Setuju 2 4
Sangat Setuju 1 5
Teknik analisa data menggunakan statistik deskriptif. Grafik digunakan untuk memilih jawaban tertentu pada setiap butir pernyataan. Deskriptif sikap konsumen dianalisa menggunakan skala Likert.
NPM : 10207539
Kelas : 3EA01
Pengukuran Tingkat Kepuasan Tertanggung
PT. Asuransi Jasa Indonesia
Hotniar Siringoringo ¹ dan Donna Ekawati ²
¹ Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma
² Fakultas Teknik Industri Universitas Gunadarma
Judul / Tema
Pengukuran Tingkat Kepuasan Tertanggung PT. Asuransi Jasa Indonesia
Masalah dan Latar Belakang
Masalah
• Apakah pelayanan yang diberikan oleh perusahaan tersebut sudah cukup memuaskan ?
• Apakah pembayaran premi menunjukkan sikap positif ?
• Apakah waktu penggantian biaya klaim sudah sesuai dengan janji yang ditawarkan dan apakah biaya penggantian klaim yang dikeluarkan sesuai dengan yang diajukan oleh tertanggung ?
• Apakah responden menyatakan setuju atas birokrasi pelayanan dan pengklaiman yang berlaku ?
Latar Belakang
Asuransi Jasa Indonesia sudah berdiri sejak lama. Salah satu hal yang harus di evaluasi secara berkala adalah kepuasan konsumen terhadap produk yang ditawarkan perusahaan. Banyak faktor yang harus dievaluasi berhubungan dengan kepuasan konsumen. Beberapa diantaranya berhubungan dengan premi yang harus dibayar nasabah, birokrasi pelayanan khususnya saat nasabah melakukan klaim, klaim baik jumlah maupun waktunya, resiko sendiri yang harus ditanggung oleh nasabah, dan lain-lain.
Tujuan
Penelitian ini dilakukan untuk mengukur tingkat kepuasan nasabah
Hasil
Pelayanan yang diberikan perusahaan sudah cukup memuaskan, namun demikian perbaikan tetap harus dilakukan khususnya terhadap indicator waktu yang mendapatkan respon negatif.
Pernyataan yang diajukan ke responden berhubungan dengan pembayaran premi menunjukkan sikap positif. Tertanggung merasa diberikan kemudahan dalam melakukan pembayaran dengan cara angsuran. Besarnya biaya premi sebanding dengan resiko dipertanggung jawabkan oleh pihak asuransi.
Waktu penggantian biaya klaim sudah sesuai dengan janji yang ditawarkan. Biaya penggantian klaim yang dikeluarkan tidak sesuai dengan klaim yang diajukan oleh tertanggung. Selain itu, penggantian premi tidak sepenuhnya diberikan seperti yang diajukan tertanggung.
Responden menyatakan setuju birokrasi pelayanan dan pengklaiman yang berlaku, premi tidak sebanding dengan resiko yang ditutup, cara pembayaran premi yang dipermudah.
Metodologi
Data yang digunakan merupakan data primer yang dikumpulkan dengan menggunakan daftar pertanyaa, daftar pertanyaan disebarkan kepada karyawan dan karyawati PT. Krakatau Steel sebagai tertanggung dari PT. Asuransi Jasa Indonesia (JASINDO). Pertanyaan dibuat dalam bentuk pertanyaan tertutup dengan jumlah pernyataan sebanyak 40 butir. Pernyataan tersebut meliputi pelayanan premi, klaim, dan resiko sendiri (deductible) dengan 5 macam pilihan jawaban yang terdiri dari sangat setuju, setuju, tidak ada pendapat, tidak setuju, dan sangat tidak setuju.
Pengolahan data diawali dengan cara penyuntingan (editing) dan pengkodean (coding). Penyusunan dan perhitungan data yang diperoleh dari hasil pengkodean, disajikan dalam bentuk tabel, diagram, grafk. Tabulasi dilakukan menggunakan cara manual dan bantuan peralatan komputerisasi.
Kelima pilihan jawaban yang disediakan dikodekan menggunakan angka 1 sampai 5. pilihan jawaban pernyataan positif dimulai dari 1 untuk sangat tidak setuju sampai 5 untuk pilihan sangat setuju. Pengkodean pernyataan negatif sebaliknya, yaitu bobot 5 untuk sangat tidak setuju sampai 1 untuk pilihan sangat setuju. Pengkodean pilihan jawaban dapat dilihat pada tabel berikut.
Tolak Ukur Kode Pernyataan Negatif Kode Pernyataan Positif
Sangat Tidak Setuju 5 1
Tidak Setuju 4 2
Tidak Ada Pendapat 3 3
Setuju 2 4
Sangat Setuju 1 5
Teknik analisa data menggunakan statistik deskriptif. Grafik digunakan untuk memilih jawaban tertentu pada setiap butir pernyataan. Deskriptif sikap konsumen dianalisa menggunakan skala Likert.
Langganan:
Postingan (Atom)