Menulis adalah Proses Bernalar
Menulis merupakan pengungkapan pikiran yang dituangkan ke dalam sebuah tulisan. Ide yang dituangkan ke dalam sebuah tulisan dapat berasal dari pengalaman dan pengetahuan. Pengalaman di sini dapat berupa pengalaman pribadi maupun pengalaman orang lain. Menulis juga disebut sebagai proses bernalar. Disebut demikian, karena di dalam sebuah penulisan atau saat seseorang menulis diperlukan (dibutuhkan) proses bernalar. Proses bernalar itu sendiri adalah proses berpikir secara sehat yaitu mempertimbangkan baik buruknya sebuah penulisan. Bemaksud apakan penulisan (karangan) ini berdampak positif atau negatif terhadap orang yang membacanya.
Selain itu, menulis juga harus memperhatikan ketentuan-ketuan yang berlaku agar karangan tersebut tidak rancu seperti memperhatikan tanda baca (ejaan), kosa kata, penggunaan bahasa, EYD, dan sebagainya. Penggunaan bahasa di sini dapat diartikan sebagai penggunaan ragam bahasa, terbagi menjadi 2 (dua) yaitu ragam bahasa baku (resmi) dan ragam bahasa tidak baku (tidak resmi). Ragam bahasa baku dapat kita temukan dalam sebuah karya sastra, roman, dan novel. Sedangkan ragam bahasa tidak baku dapat kita temukan dalam sebuah buku bacaan anak-anak yang masih menggunakan bahasa sederhana (sehari-hari), novel remaja, dan sebagainya.
Tentu saja seorang penulis inigin memebrikan karya terbaik bagi pembacanya, untuk itulah proses bernalar diperlukan agar karangan atau tulisan tersebut dapat bermanfaat bagi pembacanya. Menulis dan bernalar tentu saja saling berkaitan. Menulis sudah pasti terjadi proses bernalar (berpikir), namun bernalar belum tentu menulis atau menuangkan pikiran tersebut ke dalam sebuah tulisan berupa karangan.
Bukanlah hal yang mudah bagi seseorang untuk membuat sebuah tulisan dalam bentuk apapun itu (novel, penelitian ilmiah, karangan). Untuk itu kita harus menghargai sebuah hasil karya orang lain. Menghargai karya orang lain salah satunya dengan tidak melakukan perbuatan plagiasme. Menurut pendapat saya, seorang penulis tentu saja merupakan orang yang dapat bernalar secara baik, mengembangkan ide dalam bentuk karangan sehingga dapat menjadi sebuah tulisan yang dapat dinikmati para pembacanya.
Paragraf Generalisasi
Di dalam beberapa jenis sayur-sayuran, buah-buahan dan makanan bergizi terdapat banyak zat atau vitamin yang baik untuk kesehatan tubuh. Diantaranya wortel kayak akan vitamin A yang baik untuk kesehatan mata dan zat Beta Karotin sebagai anti oksidan yang dapat mencegah penyakit kanker. Buah-buahan seperti apel, jeruk, mangga, strawberry kaya akan vitamin C yang bermanfaat untuk meningkatkan daya tahan tubuh, membantu proses pemulihan kembali sel-sel dalam tubuh yang rusak setelah sakit, dan memelihara kesehatan kulit. Buah strawberry memang menpunyai rasa yang asam, tetapi ternyta si kecil strawberry ini juga kaya akan zat yang dapat mencegah penyakit kanker.
Jenis kacang-kacangan seperti kacang merah, kacang panjang, kacang tanah, kacang hijau dan buncis kaya akan vitamin B yang baik untuk saraf. Selain itu, mengkonsumsi kacang tanah dapat mencegah penyakit jantung. Banyak orang yang takut mengkonsumsi kacang tanah, karena mereka percaya dapat menaikan berat badan. Namun, pikiran tersebut tidaklah benar.
Di samping itu makanan bergizi sepeti susu, keju, daging mengandung vitamin D yang baik bagi tubuh dalam proses pertumbuhan tulang dan gigi. Jadi, dapat disimpulkan bahwa semua jenis vitamin yang terkandung di dalam sayur-sayuran, buah-buahan, dan makan bergizi lainnya baik bagi kesehatan dan dapat mencegah beberapa jenis penyakit seperti penyakit kanker dan jantung.
Paragraf Analogi
Sebuah peribahasa mengatakan “Tangan Di Atas Lebih Baik Daripada Tangan Di Bawah”. Peribahasa ini mengandung arti lebih baik (mulia) memberi daripada meminta (mengemis). Alangkah muliabila seseorang yang memiliki rezeki lebih dapat memeberikan sebagaian hartanya (beramal) kepada orang lain yang kurang mampu. Tetapi, terkadang kenikmatan dunia dapat melupakan segalanya termasuk melupakan saudara kita yang kurang mampu.
Manusia sebagai makhluk sosial harus saling tolong menolong. Selain tiu, sebagai makhluk yang beriman tentu kita diajarkan untuk mengamalkan sebagian harta kita untuk orang lain yang kurang atau bahkan tidak mampu. Harta dan kenikmatan dunia hanyalah sementara sedangkan, amal ibadah dan perbuatan baik untuk selamanya. Memberikan sesuatu yang bermanfaat tentu saja baik namun, jaganlah menjadi manusia yang terus bergantung kepada orang lain. Jika kita ingin berhasil haruslah bekerja keras. Kelak suatu hari nanti kita dapan memetik hasil yang memuaskan.
Paragraf Hubungan Kausal (Sebab Akibat)
Belajar itu mengasyikan. Belajar adalah proses seseorang dalam memahami segala sesuatu baik dalam atau megenai sebuah pelajaran maupun kehidupan. Belajar merupakan usaha untuk mendapat ilmu pengetahuan yan bermanfaat. Mendengarkan, memahami dan berpikir merupakan proses belajar. Di dalam belajar tentu saja seseorang pernah mengalami hambatan-hambatan seperti rasa jenuh dan rasa malas. Namun, semua itu harus dijauhkan agar belajar dapat optimal dan bermanfaat.
Jika seseorang ingin mendapat hasil yang baik tentu saja harus berusaha semaksimal mungkin. Begitu pun jika kita ingin mendapat nilai bagus, harus belajar dengan sungguh-sungguh. Disamping itu tidak hanya belajar saja, tetapi juga berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa agar semuanya berjalan sesuai dengan yang diharpkan. Usaha yang optimal pasti akan menghasulkan hasil yang memuaskan.
Paragraf Analogi
Manusia dan perusahan dari katanya jelas jauh berbeda. Namun ternyata memiliki kesamaan pula. Kesamaan antara manusia dan perusahaan adalah sama-sama mempunyai tahapan dalam mencapai kedewasaan.
Manusia memiliki tahapan mulai dari baru dilahirkan (bayi), balita, meranjak remaja kemudian mencapai kedewasaan. Tentu saja untuk mencapai tahapan tersebut tidak mudah, perlu perjuangan untuk bertahan hidup. Selain itu, pasti pernah mengalami jatuh bangun dalam kehidupan ini. Semakin keras cobaan yang dihadapi, maka menjadikan seorang manusia yang tidak mudah putus asa.
Begitu pun perusahaan. Sebuah perusahaan tidaklah langsung berkembang besar. Namun, juga memiliki tahapan dalam mencapai kesuksesan. Mulai dari awal berdiri, berkembang, hingga mencapai keberhasilan. Untuk mencapai semua itu tentunya mengalami hambatan-ambatan yang harus dihadapi. Jangan membiasakan mendapatkan sesuatu dengan mudah, tapi biasakan mendapatkan sesuatu yang kita inginkan dengan berusaha semaksimal mungkin.